MAKALAH
“JARINGAN KOMPUTER”
DISUSUN OLEH :
Nama Kelompok 4 :
1.
Umiyati
2.
Murjarudin
3.
Rinaldi Sandria
Kelas : 03 TPLMN/ Malam
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya
Kencana No. 1 Pamulang Telp (021)7412566, Fax.(021)7412566
Tangerang Selatan - Banten
DAFTAR ISI
BAB I
Apa itu Subnething………………………………………………1
Subnething……………………………………………………...1
Fungsi
Fungsi Subnething……………………………………………….2
Tujuan…………………………………………………………2
PEMBAHASAN
Konsep Subnething………………………………………………3
Dasar Teori……………………………………………………..4
Cara Pembentukan
Subnet………………………………………..6
Contoh Subnething………………………………………………7
Penutup
Kesimpulan……………………………………………………..8
Saran…………………………………………………………..8
Daftar
Pustaka……………………………………………….9
BAB I
Apa itu subnething?
Subnetting adalah sebuah teknik
yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP
address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala
jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B,
dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan
batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.Subnetting menyediakan cara
yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP
adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.
Subnets
Subnet
adalah network yang berada di dalam sebuah network lain (Class A, B, dan C).
Subnets dibuat menggunakan satu atau lebih bit-bit di dalam host Class A, B,
atau C untuk memperlebar network ID. Jika standar network ID adalah 8, 16, dan
24 bit, maka subnet bisa memiliki panjang network ID yang berbeda-beda.
Alasan
utama melakukan subnetting:
1. Mengalokasikan
IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh
alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau
16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network
dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau
dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang
memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin
akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2. Alasan
kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan
semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network.
Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama
harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki
domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa
semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya
disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil
– dari Class C address.
Fungsi Subnething
Kalo
dilihat hasil dari sebuah subnetting, adalah sebuah jaringan yang lebih kecil
(lebih sedikit menampung jumlah host) dan dari sebuah jaringan besar kita bisa
membuat beberapa jaringan kecil yang terpisah. Dari hasil itulah kita bisa
mengambil kesimpulan untuk 3 fungsi utama dari subnetting:
1. Mengurangi
ukuran broadcast domain (tentu bisa mengurangi penyebaran virus)
2. Memudahkan
administrasi jaringan
3. Untuk
membagi blok – blok subnet agar valid
1. Untuk
mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address
2. Mengatasi
masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network,
karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media
fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
3. Meningkatkan
security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam
suatu network.
Subnetting adalah termasuk materi yang banyak
keluar di ujian CCNA (Cisco Certified Network Associate).
Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan
kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk
menjelaskan tentang subnetting, untuk menjelaskan subnetting kita dapat
menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar
kita.
Subnetting adalah Proses memecah satu kelas IP address dalam sebuah jaringan
menjadi beberapa subnet jaringan yang lebih kecil (jumlah host).
Nomor IP terdiri dari 32 bit yang didalamnya
terdapat bit untuk NETWORK ID
(NetID) dan HOST ID (HostID). Secara garis
besar berikut inilah pembagian kelas IP
secara default
Ibaratkan
Network ID Nomor jalan dan alamat jalan sedangkan Host ID adalah nomor rumahnya
IP address
dibagi menjadi kelas yaitu ;
Kelas yang
umum digunakan adalah kelas A sampai dengan kelas C.
Pada
setiap kelas angka pertama dengan angka terakhir tidak dianjurkan untuk
digunakan karena sebagai valid host id, misalnya kelas A 0 dan 127, kelas B 128 dan 192, kelas C 191 dan
224. ini biasanya digunakan untuk loopback addresss.
Catatan :
- alamat Network ID dan Host ID tidak
boleh semuanya 0 atau 1 karena jika semuanya angka biner 1 :
255.255.255.255 maka alamat tersebut disebut floaded broadcast
- alamat network, digunakan dalam routing
untuk menunjukkan pengiriman paket remote network, contohnya 10.0.0.0,
172.16.0.0 dan 192.168.10.0
Dari
gambar dibawah ini perhatikan kelas A menyediakan jumlah network yang paling
sediikit namun menyediakan host id yang paling banyak dikarenakan hanya oktat
pertama yang digunakan untuk alamat network bandingkan dengan kelas B dan C.
Netmask
Ketika kita berhubungan dengan komputer lain
pada suatu jaringan, selain IP yang dibutuhkan adalah netmask. Misal kita pada
IP 10.252.102.12 ingin berkirim data pada 10.252.102.135 bagaimana komputer
kita memutuskan apakah ia berada pada satu jaringan atau lain jaringan? Maka
yang dilakukan adalah mengecek dulu netmask komputer kita karena kombinasi IP
dan netmask menentukan range jaringan kita.
Jika netmask kita 255.255.255.0 maka range
terdiri dari atas semua IP yang memiliki 3 byte pertama yang sama. Misal jika
IP saya 10.252.102.12 dan netmask saya 255.255.255.0 maka range jaringan saya
adalah 10.252.102.0-10.252.102.255 sehingga kita bisa secara langsung
berkomunukasi pada mesin yang diantara itu, jadi 10.252.102.135 berada pada
jaringan yang sama yaitu 10.252.102 (lihat yang angkaangka tercetak tebal
menunjukkan dalam satu jaringan karena semua sama).
Dalam suatu organisasi komersial biasanya
terdiri dari beberapa bagian, misalnya bagian personalia/HRD, Marketing,
Produksi, Keuangan, IT dsb. Setiap bagian di perusahaan tentunya mempunyai
kepentingan yang berbeda-beda. Dengan beberapa alasan maka setiap bagian bisa
dibuatkan jaringan lokal sendiri – sendiri dan antar bagian bisa pula
digabungkan jaringannya dengan bagian yang lain.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu
organisasi membutuhkan lebih dari
satu jaringan lokal (LAN) agar dapat mencakup
seluruh organisasi :
· Teknologi yang berbeda. Dalam suatu organisasi
dimungkinkan menggunakan bermacam teknologi dalam jaringannya. Semisal
teknologi ethernet akan mempunyai LAN yang berbeda dengan teknologi FDDI.
· Sebuah jaringan mungkin dibagi menjadi
jaringan yang lebih kecil karena masalah performanasi. Sebuah LAN dengan 254
host akan memiliki performansi yang kurang baik dibandingkan dengan LAN yang
hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host yang terhubung dalam satu media
akan menurunkan performasi dari jaringan. Pemecahan yang paling sedherhana
adalah memecah menjadi 2 LAN.
· Departemen tertentu membutuhkan keamanan
khusus sehingga solusinya memecah menjadi jaringan sendiri.
Pembagian jaringan besar ke dalam jaringan
yang kecil-kecil inilah yang disebut sebagai subnetting. Pemecehan menggunakan konsep subnetting. Membagi jaringan besar
tunggal ke dalam sunet-subnet (sub-sub jaringan). Setiap subnet ditentukan dengan menggunakan subnet mask
bersama-sama dengan no IP.
Pada subnetmask dalam biner, seluruh bit yang
berhubungan dengan netID diset 1, sedangkan bit yang berhubungan dengan hostID
diset 0.
Dalam subnetting, proses yang dilakukan ialah
memakai sebagian bit hostID untuk membentuk subnetID. Dengan demikian jumlah
bit yang digunakan untuk HostID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang
subnetID, jumlah subnet yang dibentuk semkain banyak, namun jumlah host dalam
tiap subnet menjadi semakin sedikit.
Teknik perhitungan subnetting dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara perhitungan binary dan perhitungan khusus Internet Engineering Task Force
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat
masalah:
- Jumlah Subnet = 2n ( (n=jumlah binary 1
pada octet host ID)
- Jumlah Host per Subnet = 2n – 2 (n=jumlah binary 0 pada octet
Host ID )
- Blok
Subnet = 256 – jumlah decimal dari subnet
mask
- Alamat Host- Broadcast. = rentang IP yang di gunakan
Catatan:
Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP
Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan
juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP
Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di
kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga
mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih
menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
ketahuan
blok subnetnya adalah 160-128 = 32 (kelipatan 32), terus otomatis juga ketahuan subnetmasknya karena
rumus blok subnet adalah 256-oktet terakhir netmask. Artinya subnetmasknya adalah 255.255.224.0. Kok tahu kalau letak 224 di oktet ketiga? Ya karena yang
kita kurangi (”goyang”) tadi adalah oktet ketiga.
Subnet
|
…
|
172.16.128.0
|
172.16.160.0
|
…
|
Host Pertama
|
…
|
…
|
||
Host Terakhir
|
…
|
…
|
||
Broadcast
|
…
|
172.16.159.255
|
…
|
Cara Pembentukan Subnet
n
Misal jika jaringan
kita adalah 192.168.0.0 dalm kelas B (kelas B memberikan range 192.168.0.0 –
192.168.255.255).
n
Ingat kelas B berarti
16 bit pertama menjadi NetID yang dalam satu jaringan tidak berubah (dalam hal
ini adalah 192.168) dan bit selanjutya sebagai Host ID (yang merupakan nomor
komputer yang terhubung ke dan setiap komputer mempunyai no unik mulai dari 0.0
– 255.255).
n
Jadi
netmasknya/subnetmasknya adalah 255.255.0.0
n
Kita dapat membagi alokasi jaringan
diatas menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengubah subnet yang ada
Contoh Subnetting.
CONTOH NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192) (x diambil dari oktet terakhir yaitu sebanyak 2 buah).
·
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
·
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Banyak binari nya adalah 6. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
·
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet
terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
·
Bagaimana dengan alamat host dan
broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host
pertama adalah 1 angka setelah subnet dan broadcast adalah 1 angka sebelum
subnet berikutnya. Hasil akhirnya dapat
kita lihat pada Tabel berikut.
Tabel Hasil Akhir
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Pengaplikasian IP dan Subnet
Subnetting
: membagi network yang besar ke network yang kecil
Keuntungan
:
§ menyederhanakan
administrasi
§ perubahan
stuktur jaringan tidak tampak dari luar
§ keamanan
jaringan lebih baik
§ pembatasan
lalu lintas jaringan
· Pahami konsep dari subnetting
· Memahami pembagian kelas-kelas IP.
http://romisatriawahono.net
Bandung, 2009 Presentation by Hery Dwi
Yulianto
http://www.catatanteknisi.com dengan kata kunci mengenal teknik
subnetting
http://rizqtech.net